Slawi- Penyelarasan kurikulum pendidikan vokasi pada lembaga SMK untuk memperkuat link and match-nya dengan dunia industri sangat diperlukan.Terlebih badai pandemi Covid-19 lalu telah banyak merubah lansekap ketenagakerjaan, mempercepat proses konversi tenaga kerja jasa dan industri menjadi lebih bergantung pada penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence.
KETERHUBUNGAN dan keselarasan link and match antara dunia pendidikan vokasi khususnya sekolah menengah kejuruan SMK dan industri jadi kunci dalam optimalisasi penyerapan tenaga kerja terampil. Tanpa adanya link and match, lulusan SMK bisa jadi sia-sia menganggur. Industri pun potensial kehilangan peluang dalam penyiapan tenaga kerja jangka panjang. Direktur Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan M Bakrun menegaskan, link and match sebagai pola ideal pendidikan vokasi penting untuk menjadi fokus lembaga pendidikan dan industri. Pengangguran dari lulusan SMK bisa ditekan asalkan ada keterhubungan dengan industri. “Keterhubungan dengan industri menjadi kunci mengatasi pengangguran tenaga kerja terampil dari SMK. Jika tidak terhubung dengan industri, sekolah akan kesulitan menyalurkan lulusan mereka, sedangkan dari sisi industri, keterhubungan itu bisa menjamin penyiapan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan standar mereka masingmasing,” ujarnya di Jakarta, Senin 12/8. Dia menerangkan, ada empat wilayah kunci yang saat ini dijalankan kementerian untuk mengembangkan link and match SMK dengan industri. Pertama, ialah sisi kuantitas. Pengembangan vokasi SMK kini diarahkan tidak lagi pada banyaknya lulusan SMK semata. Lulusan SMK dari segi kuantitas didorong untuk sesuai dengan kebutuhan industri di wilayah masing-masing. Kedua, dari segi kualitas, lulusan SMK dipacu guna memenuhi permintaan demand industri. Hal itu diberi ruang melalui sinkronisasi kurikulum pembelajaran dengan standar industri. Keleluasaan SMK guna menyesuikan kurikulum ajar tersebut didorong melalui Peraturan Menteri Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 mengenai Standar Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan. “SMK diberikan keleluasaan untuk membuat kurikulum yang implementatif. Penyelarasan kurikulum dengan kompetensi sesuai kebutuhan pengguna lulusan atau industri bisa dilakukan,” ucapnya. Ketiga, ialah faktor pergeseran kebutuhan SDM oleh industri. Menurut Bakrun, kebutuhan terhadap beragam pekerjaan terampil dapat berubah-ubah trennya sesuai perkembangan pasar. Terlebih, saat ini tengah terjadi revolusi industri yang juga menggerus sebagian pekerjaan tenaga terampil. Karena itulah, SMK yang ada harus mencermati tren yang berkembang. Sebagai contoh Ia menyebut ada empat kompetensi keahlian baru jurusan yang telah ditetapkan oleh Kemendikbud berdasarkan masukan dunia usaha/dunia industri dan asosiasi profesi yakni Retail, Manajemen logistik, Hotel dan restoran, serta Produksi Film. “Sisi permintaan dari empat sektor tersebut akan tumbuh pesat ke depan sehingga SMK harus menyiapkan tenaga terampil sesuai dengan kebutuhan. Ritel daring, misalnya, sangat berkembang pesat, serta ritel luring juga masih membutuhkan tenaga terampil. Jasa logistik/pengiriman saat ini juga tumbuh pesat begitu juga dengan pariwisata dan film,” jelasnya. Keempat , ialah faktor geografis. Keberadaan SMK tak boleh mengabaikan potensi wilayah yang dibutuhkan pasar lapangan kerja, diminati masyarakat, dan industri setempat. Peta jalan Badan Pusat Statistik BPS mencatat, lulusan SMK menjadi penyumbang tertinggi tingkat pengangguran terbuka di Indonesia. Bahkan, Presiden Joko Widodo merespons masalah tersebut dengan mengeluarkan Instruksi Presiden Inpres Nomor 9/2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan. Hal itu untuk membantu SMK menciptakan link and match dan meningkatkan kualitas SMK. Pada bagian lain, Survei Angkatan Kerja Nasional Sakernas mencatat pengangguran lulusan SMK terus menurun. Pada 2016 tercatat 9,84%, dan pada 2017 angkanya sebesar 9,27%, serta pada 2018 sebesar 8,92%. Adapun angka partisipasi tenaga kerja yang lulus dari SMK dari waktu ke waktu juga postif, yakni mengalami tren kenaikan. Apabila pada 2015 hanya 10,83 juta orang, jumlahnya meningkat mencapai 13,68 juta orang pada 2018. Bakrun optimistis revitalisasi SMK yang kini mulai menunjukkan dampak positif terhadap pengurangan pengangguran lulusan SMK terus berlanjut. Apalagi menyusul Instruksi Presiden No 9 Tahun 2016, Kemendikbud sudah menyusun peta jalan pengembangan SMK, dan juga meningkatkan kerja sama dengan dunia usaha dunia industri DUDI. Kemudian, melakukan pengembangan dan penyelarasan kurikulum, mendorong inovasi, serta pemenuhan, peningkatan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan, dan terakhir meningkatkan akses sertifi kasi lulusan SMK dan akreditasi SMK. Bidang garapan revitalisasi SMK pada aspek tersebut akan diterapkan di SMK yang menjadi sasaran revitalisasi yang akan fokus pada bidang manufaktur, pariwisata, pertanian, kemaritiman, industri kreatif, dan energi pertambangan. “Hingga saat ini sedikitnya ada 142 kompetensi keahlian yang sudah tersedia skema sertifi kasinya untuk kualifi kasi level II dan III, selain itu kita juka fokus ke pengembangan karakter kerja agar lulusan SMK siap memasuki dunia kerja” pungkas Bakrun. Tenaga kerja terampil Optimisme revitalisasi SMK yang mengarah pada pengurangan pengangguran lulusan SMK juga pernah diutarakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud Muhadjir Effendy pada Pertemuan Menteri-Menteri Pendidikan ASEAN atau Association of Southeast Asian Nations Education Ministers Meeting ASED, di Nay Pyi Taw, Myanmar, Oktober 2018. “Indonesia yang berpenduduk terbesar keempat di dunia dengan struktur populasi yang relatif muda, berusaha untuk mendapatkan manfaat dengan meningkatkan mutu tenaga kerja terampil lewat pendidikan berkualitas,” kata Muhadjir. Muhadjir mengungkapkan saat ini strategi Indonesia dalam empersiapkan tenaga terampil lulusan SMK yakni beralih pada kebutuhan industri atau demand side. Dengan demikian, penyusunan kurikulum dan peran serta industri sebagai calon pengguna semakin ditingkatkan. Hal ini berlaku baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional. “Karena itu kurikulum 60% ditentukan oleh dunia usaha. Kemudian proses belajar mengajar juga lebih banyak pada praktik-praktik di dunia usaha dan dunia industri. Kami berharap lulusan SMK semakin siap menghadapi dunia profesional di era keterbukaan pasar kerja dan revolusi industri keempat,” pungkas Mendikbud. Dhk/S5-25 ImplementasiLink And Super Match. Muh Asri 29 September 2021. 0 147 2 menit baca. Bagikan. Hari ini, Rabu Tanggal 29 September 2021 merupakan program ke-2 dari 7 program pengembangan SMK Pusat Keunggulan yang telah dan akan dilaksanakan UPT SMKN PK 7 Pinrang sampai Bulan November ini. Kegiatan hari ini adalah Workshop Penjajakan dan Penguatan
Inilah Benefit Link and Match’ bagi Industri dan Pendidikan Jakarta, Ditjen Diksi - Program “link and match” yang kian digencarkan oleh Kemendikbud, sejatinya memang tidak hanya menguntungkan dunia pendidikan yang menjadi lebih mudah menyesuaikan diri dengan industri. Sebaliknya, industri pun merasakan hal yang sama dengan mendapatkan tenaga kerja andal, sekaligus menghemat pengeluaran untuk menjaring SDM baru karena telah sesuai dengan kebutuhannya. “Keuntungan yang kita kejar dari link and match’ ini adalah kita membutuhkan tenaga kerja yang andal. Artinya, skill tenaga kerja ini sesuai dengan job desk-nya,” tutur Fajar Miftahul Falah, General Manajer PT Surya Energi Indotama SEI, dalam program “Aksi Kejuruan Indonesia Berbagi” yang diselenggarakan BBPPMPV BMTI yang ditayangkan melalui kanal Youtube P4TK BMTI Kemdikbud, Selasa 4/8. Fajar menambahkan, adapun keuntungan lain yang diharapkan adalah efisiensi biaya. Berdasarkan pengalaman selama 11 tahun berkiprah di dunia pembangkit listrik tenaga surya PLTS, PT SEI telah menghasilkan sekitar 500 lokasi PLTS yang tersebar di seluruh Indonesia, dan lebih banyak berada di luar Jawa dan daerah-daerah terpencil. Karenanya, akan lebih efisien jika tenaga kerja dapat direkrut dari lokasi terdekat sehingga perusahaan dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan. Benefit selanjutnya adalah intangible asset, yakni khusus terhadap tenaga kerja yang sifatnya tetap untuk keberlangsungan perusahaan jangka panjang. Pasalnya, PT SEI juga membutuhkan aset-aset perusahaan, misalnya untuk regenerasi dan mengisi posisi manajerial. Benefit atau keuntungan inilah yang diharapkan industri dari dunia pendidikan. Di samping itu, Fajar juga meyakini pendidikan turut mendapatkan benefit. Pertama, yaitu adanya kesesuaian program yang diajarkan apabila dapat bersinergi dengan kebutuhan industri. Lalu kedua adalah keterserapan lulusan. Artinya, jika program “link and match” berjalan dengan baik, maka tidak akan ada lagi gap antara lulusan pendidikan dan kebutuhan tenaga kerja. Adapun yang terakhir adalah pengembangan, seperti pengembangan dalam materi ajar yang bisa disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan industri. PT SEI yang merupakan anak perusahaan dari LEN Group juga sudah melakukan kerja sama di bidang SDM. Yang pertama dengan SMA/SMK melalui praktik kerja lapangan, magang, dan sharing yang lebih khusus ke tenaga pendidik. “Selain itu, apabila pihak SMA/SMK memiliki bentuk usulan lain, maka pihak PT SEI terbuka untuk membahas bersama,” imbuh Fajar. Kedua, yakni dengan kampus melalui kerja praktik, magang, skripsi atau tugas akhir, penelitian bersama, dan studium generale. Ketiga dengan Lembaga Inspeksi Teknik LIT dalam hal tempat uji kompetensi dan sarana training. Kemudian dengan pemerintah, yaitu sebagai tim penyusun standar kompetensi, program magang untuk ASN yang baru, dan menjadi narasumber. Adapun yang terakhir dengan rekanan melalui proses bisnis, seperti training dan pembekalan. Selain dari PT SEI, acara ini juga menghadirkan Yusuf Hendra Prakasa selaku Direktur PT Sistem Solusi Geospasial. Pada kesempatan tersebut, Yusuf mengenalkan produk LEICA DISTO D510, yaitu sebuah produk yang dapat mempermudah pekerjaan pengukuran jarak, volume, dan juga termasuk ukuran diagonal, serta memberikan efisiensi waktu dan tenaga dengan hasil ukuran yang tetap akurat. “Pada umumnya sudah banyak alat penentu jarak ini di pasaran. Tapi, bagaimana alat ini bisa memberikan kemanfaatan dalam pekerjaan di industri ini yang harusnya sudah mulai diperkenalkan ke pendidikan SMK, terutama untuk pemanfaatan sejauh mana teknologi itu menjawab aplikasi di lapangan,” terang Yusuf. Melalui program acara ini, Kepala BBPPMPV BMTI yang diwakili Koordinator Program dan Informasi I Gusti Made Ardana berharap, pihak satuan pendidikan ke depannya dapat menjalin kerja sama dengan industri yang telah dihadirkan dalam program tersebut. Sehingga, dapat bersama-sama melaksanakan hajat Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, yaitu “link and match”. “Link and match" di sini tidak hanya sebatas MoU, tapi kita berharap nanti Bapak dan Ibu juga bisa bekerja sama dalam pengiriman siswa untuk magang di industri. Syukur-syukur nanti bisa ada beberapa industri yang merekrut lulusannya,” ujar I Gusti Made Ardana. Diksi/RA/AP/AS
Karenaitu, dia menawarkan konsep link and match kepada industri sebagai peningkatan koneksi tersebut. "Jadi ada link and match antara vokasi dan industri. Minimal 8 standar ini harus dilakukan kalau kita benar-benar ingin punya kualitas." kata Wikan dalam webinar Sinergi Ekosistem Riset Terapan sebagai Jembatan Vokasi dan Industri.
Medan - Sejak awal tahun 2017 hingga kini, pemerintah telah meluncurkan program pendidikan vokasi industri tahap IV dalam rangka membangun link and match antara SMK dengan industri. Berdasarkan hasil evaluasi, beberapa permasalahan masih ditemui pada SMK. "Pertama, kurikulum pendidikan yang digunakan belum mengakomodir kebutuhan kompetensi di industri dan masih bersifat broadbased, sementara industri membutuhkan kompetensi yang lebih spesialis," kata Menteri Perindustrian Menperin Airlangga Hartarto dalam peluncuran program vokasi tahap IV di Sugar Industri Medan, Kawasan Industri Medan KEM, Senin 2/10. Tantangan kedua kata Menperin, peralatan praktikum di SMK kurang memadai dari segi jumlah. Begitu pun teknologinya sangat tertinggal dari industri. Mengenai jumlah guru bidang studi produktif kata Menperin, masih sangat terbatas yakni hanya 22 persen dari jumlah guru SMK. "Mereka juga kurang memiliki pengalaman dalam hal praktik di industri," kata dia. Sebagai tindak lanjut peluncuran program pendidikan vokasi industri, Kemperin bersama Kemdikbud telah dilakukan penyelarasan kurikulum bersama SMK dengan industri untuk 34 program keahlian/jurusan terkait industri. Caranya memasukkan kompetensi keahlian yang dibutuhkan industri ke dalam mata pelajaran di SMK. Selain itu, telah disusun modul untuk materi pembelajaran tambahan sesuai kebutuhan industri sebanyak 25 program keahlian dengan melibatkan praktisi industri dan SMK. Sedangkan modul untuk 9 program keahlian tambahan dari SMK di Jawa Barat sedang dalam proses penyusunan. "Hasil penyelarasan kurikulum dan modul untuk 25 program keahlian tersebut telah kami sampaikan kepada Kemdikbud, Dinas Pendidikan dan SMK yang bersangkutan," kata dia Untuk penyediaan peralatan praktik minimum di SMK, Kementerian Perindustrian pada tahun ini telah merealokasi anggaran sebesar Rp 40 miliar, yang dialokasikan untuk 70 SMK dengan rata-rata nilai bantuan sebesar 500 juta per SMK. Kementerian Perindustrian Kemperin meluncurkan pendidikan vokasi tahap IV berbasis kompetensi dalam rangka membangun link and match antara SMK dengan industri di Sumatera bagian Utara. Sebelumnya hal serupa telah dilakukan di Jawa Timur tahap I, Jawa Barat tahap II dan Jawa Barat tahap III. Sumber Saksikan live streaming program-program BTV di sini Astra Resmikan Kampus Baru ASTRAtech, Kucurkan Dana hingga Rp 600 Miliar OTOTEKNO Kemenaker Kerja Sama Sertifikasi Profesi dengan Perason Vue dan Certiport EKONOMI Arsjad Rasjid Apresiasi Program Kurasi dan Vokasi Kadin Jatim EKONOMI Puan Minta Pemerintah Jembatani Lulusan SMK dengan Pelaku Industri NASIONAL Kemenaker Beberkan 8 Sarana Ciptakan Hubungan Industrial Harmonis EKONOMI Industri Manufaktur Unjuk Gigi di Jerman Lewat Hannover Messe EKONOMI
Fokuspertama Kampus Merdeka Vokasi adalah penawaran dana kompetitif untuk pembukaan program SMK-D2 Jalur Cepat. Program ini berbasis kerja sama antara SMK, dan kampus vokasi, dengan dunia kerja, untuk meningkatkan kualifikasi SDM yang terampil dan unggul dalam waktu yang lebih singkat. "Lebih hemat masa studi, hemat biaya juga. - Pendidikan vokasi dan dunia industri kini harus saling berhubungan. Harapannya, lulusan pendidikan vokasi nantinya bisa diserap oleh dunia Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud, Wikan Sakarinto, ada lima syarat minimal agar link and match antara pendidikan vokasi dan dunia industri dapat terjadi. "Paket link and match itu setidaknya ada lima," ujar Wikan seperti dikutip dari laman Kemendikbud, Jumat 18/9/2020. Baca juga Kemendikbud Info Lowongan Lulusan SMK Minggu Ketiga September 2020 5 syarat link and match Apa saja syarat itu? Berikut ini 5 syarat yang dijabarkan oleh Dirjen Pendidikan Vokasi1. Terciptanya link and match antara vokasi dengan dunia industri adalah pembuatan kurikulum bersama. Di mana kurikulum tersebut harus disinkronisasi setiap tahun dengan industri. 2. Pihak industri wajib memberikan guru atau dosen tamu. Minimal pengajaran dari dosen dan guru tamu ini dilakukan minimal 50 jam per semester. 3. Pemberian magang kepada siswa SMK dan mahasiswa vokasi dari industri yang dirancang bersama. Menurut Wikan, pihaknya mewajibkan magang minimal satu semester. "Jangan sampai tiba-tiba industri cuma disodori magang suruh terima saja, tidak dari awal sudah dirancang bersama," ucap Wikan. 4. Sertifikasi kompetensi. Kompetensi merupakan hal yang sangat penting untuk lulusan vokasi. Sertifikat dibutuhkan untuk menunjukan level kompetensi lulusan vokasi. 5. Komitmen menyerap lulusan sekolah vokasi oleh industri. "Paket link and match hingga level menikah yang kami rancang yaitu mengembangkan teaching factory. Jadi teaching industry masuk ke dalam kurikulum," jelasnya.
Linkand match adalah kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang dikembangkan untuk meningkatkan relevansi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan kebutuhan dunia kerja, dunia usaha serta dunia industri khususnya. Dalam hal tersebut Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Pematangsiantar, Jalan Medan, Sinaksak
1. Pendahuluan Dunia kerja merupakan salah satu topik yang menjadi urgensi utama di Indonesia. Terlebih permasalahan pengangguran di Indonesia juga masih belum terselesaikan secara maksimal. Hal ini juga tercatat dari data pengangguran Badan Pusat Statistik per Agustus 2021 yang menunjukkan hasil persentase pengangguran lulusan SD sebesar 3,61%, lulusan SMP 6,45%, lulusan SMA 9,09%, lulusan SMK 11,13%, lulusan DI/DII/DIII 5,87% dan lulusan Universitas 5,98%. Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa masih banyak yang menjadi pengangguran. Sehingga perlu diadakan berbagai persiapan kerja, baik dari sisi pengetahuan, keahlian dan informasi untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat di dunia kerja Muspawi & Lestari, 2020. Salah satu upaya untuk JURNAL PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN Journal homepage This research is based of the problem or mismatch between vocational education and work, this is also possible to increase unemployment. Therefore, the Directorate of Vocational Education of the Ministry of Education and Culture of the Program of a Vocational School of Vocational High School Excellence which is a qualified for the absorption of Vocational High School graduates. The method used in this study is the descriptive qualitative research method using the case study approach to the case of the implementation program of the Vocational School Excellence in Vocational High School Number 1 in Kemang of modeling design and building information through the concept of 8+i link and match. The results of this study will provide a comprehensive related to the process of implementing the SMK Center of Excellence program through 8+i link and match, so that the application of this program is expected to be able to improve the quality of education so that it is in accordance with the needs of work. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan 2 2 2022 1-14 IMPLEMENTASI PROGRAM SMK PUSAT KEUNGGULAN DILIHAT DARI KONSEP 8+i LINK AND MATCH Wina Ahmanda1*, Arris Maulana2, R. Eka Murtinugraha3, Shilmi Arifah4 Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Universitas Negeri Jakarta Email1* WinaAhmanda_1503618060 A B S T R A C T A R T I C L E I N F O© 2022 Kantor Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan 1. Pendahuluan Dunia kerja merupakan salah satu topik yang menjadi urgensi utama di Indonesia. Terlebih permasalahan pengangguran di Indonesia juga masih belum terselesaikan secara maksimal. Hal ini juga tercatat dari data pengangguran Badan Pusat Statistik per Agustus 2021 yang menunjukkan hasil persentase pengangguran lulusan SD sebesar 3,61%, lulusan SMP 6,45%, lulusan SMA 9,09%, lulusan SMK 11,13%, lulusan DI/DII/DIII 5,87% dan lulusan Universitas 5,98%. Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa masih banyak yang menjadi pengangguran. Sehingga perlu diadakan berbagai persiapan kerja, baik dari sisi pengetahuan, keahlian dan informasi untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat di dunia kerja Muspawi & Lestari, 2020. Salah satu upaya untuk JURNAL PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN Journal homepage This research is based of the problem or mismatch between vocational education and work, this is also possible to increase unemployment. Therefore, the Directorate of Vocational Education of the Ministry of Education and Culture of the Program of a Vocational School of Vocational High School Excellence which is a qualified for the absorption of Vocational High School graduates. The method used in this study is the descriptive qualitative research method using the case study approach to the case of the implementation program of the Vocational School Excellence in Vocational High School Number 1 in Kemang of modeling design and building information through the concept of 8+i link and match. The results of this study will provide a comprehensive related to the process of implementing the SMK Center of Excellence program through 8+i link and match, so that the application of this program is expected to be able to improve the quality of education so that it is in accordance with the needs of work. Article history Received 28 September 2022 Revised 06 Oktober 2022 Accepted 07 Oktober 2022 Available online 10 Oktober 2022 Keywords 8+i link and match, mismatch, vocational school of excellence 2 Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan, Volume 2 Issue 2, Bulan November 2022 Hal 1-14 meningkatkan kualitas tenaga kerja yaitu melalui pendidikan. Pendidikan merupakan aspek yang memiliki peran penting dalam menentukan kualitas Sumber Daya Manusia Roseno & Wibowo, 2019 Instansi pendidikan yang memiliki fokus untuk mempersiapkan tenaga kerja sebelum memasuki dunia kerja yaitu Sekolah Menengah Kejuruan atau disingkat SMK. Karena SMK memiliki tujuan untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi dunia kerja, sehingga lulusan yang dihasilkan perlu diberikan pengarahan untuk menjadi lulusan yang memiliki karakter siap kerja dalam buku yang berjudul Metoda Pengumpulan dan Teknik Analisis Data Hartono, 2018. Lulusan yang dihasilkan SMK diharapkan dapat terserap sesuai dengan bidang keahlian dan dapat membantu sektor dunia usaha dunia industri Munthe & Mataputun, 2021. Tetapi masih terjadi permasalahan mismatch di dunia pendidikan kejuruan. Mismatch merupakan kesenjangan yang terjadi antara dunia pendidikan kejuruan dengan dunia kerja Hanafi, 2012. Kesenjangan tersebut terjadi disebabkan karena hubungan kemitraan yang terjalin antara pendidikan kejuruan masih belum dilaksanakan secara maksimal, sehingga lulusan pendidikan kejuruan belum mampu memenuhi kebutuhan dari dunia kerja. Untuk mengatasi hal ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi membuat program untuk Sekolah Menengah Kejuruan yaitu SMK Pusat Keunggulan yang kemudian dapat disingkat SMK-PK. Program ini merupakan salah satu program utama yang merupakan kelanjutan dari program sebelumnya yaitu SMK Center of Excellent CoE dan Revitalisasi SMK. Program SMK-PK ini merupakan upaya perwujudan pengembangan kualitas SMK melalui kemitraan dengan dunia kerja menurut Kepmendikbud Kemendikbud, 2021. Tujuan program ini secara umum adalah untuk menciptakan lulusan SMK yang mampu diserap oleh dunia kerja atau pun mampu berwirausaha secara mandiri melalui penyesuaian pendidikan vokasi dengan dunia kerja secara mendalam dan menyeluruh menurut website Kemendikbud, 2021. Pelaksanaan program ini diwujudkan dengan memprioritaskan kerjasama yang terjalin antara SMK dengan dunia kerja, sehingga kerjasama ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk masalah mismatch yang terjadi antara SMK dengan dunia kerja, maka dari itu proses kerjasama harus didasari dengan rasa saling membutuhkan sehingga dapat menguntungkan kedua belah pihak Rojaki et al., 2021. Menurut website Kemendikbud, 2021 upaya kerjasama dalam program SMK-PK diwujudkan dalam konsep 8+i Link and Match yang meliputi kurikulum disusun bersama, pembelajaran berbasis project, peningkatan peran guru dari industri, praktik kerja lapangan, sertifikasi kompetensi, 3 Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan,Volume 2 Issue 2, Bulan November 2022 1-14 pelatihan guru, teaching factory dan komitmen serapan. Sedangkan huruf “i” adalah berbagai kemungkinan kerja sama yang dapat dilakukan dengan dunia kerja. Melalui konsep 8+i link and match pada program SMK Pusat Keunggulan, diharapkan kemitraan yang dibangun antara sekolah dengan dunia kerja dapat dikembangkan. Sehingga tujuan untuk memaksimalkan penyerapan lulusan SMK dapat tercapai. Maka dari itu, konsep 8+i link and match ini merupakan salah satu komponen penting dalam penerapan program SMK Pusat Keunggulan, akan tetapi belum banyak penelitian yang membahas tuntas terkait konsep 8+i link and match ini. Penelitian yang dilakukan sebelumnya hanya sebatas meneliti sebagian dari konsep 8+i link and match saja seperti penelitian dari Wibowo et al., 2022 yang meneliti terkait diklat yang dilakukan guru SMK Pusat Keunggulan, hal ini sesuai dengan salah satu poin dari 8+i link and match yaitu pelatihan teknologi bagi guru. Lalu penelitian dari Nurcahyono, 2021 yang membahas terkait kurikulum saja melalui penerapan profil pelajar pancasila. Dan penelitian lainnya hanya membahas terkait program pelaksanaan SMK Pusat Keunggulan secara umum seperti penelitian dari Made Indra & Novika, 2022 yang membahas terkait penerapan pendampingan SMK Pusat Keunggulan. Dari beberapa penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa belum ada penelitian yang menjabarkan terkait proses penerapan program SMK Pusat Keunggulan melalui konsep 8+i link and match secara menyeluruh. Sedangkan penerapan program SMK Pusat Keunggulan secara garis besar terangkum dalam konsep 8+i link and match. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian lebih mendalam terkait poin-poin yang terdapat dalam konsep 8+i link and match yang tercantum pada program SMK Pusat Keunggulan. Selain itu, kerjasama antara SMK dengan dunia kerja akan terealisasi secara maksimal melalui penerapan poin-poin 8+i link and match, sehingga kemitraan yang terjalin antara SMK dengan dunia kerja dilakukan tidak hanya sekedar MoU tetapi terdapat solusi nyata. Terlebih terdapat standar minimum dari pemerintah mengenai penerapan 8+i link and match yang harus dipenuhi oleh SMK Pusat Keunggulan. Salah satu SMK yang menjadi SMK Pusat Keunggulan adalah SMKN 1 Kemang yang baru didirikan pada tahun 2016/2017. Sekolah ini masih tergolong baru tetapi sudah berhasil menjadi SMK Pusat Keunggulan, dimana nantinya SMKN 1 Kemang ini diharapkan dapat mengimbaskan program SMK Pusat Keunggulan untuk SMK di sekitarnya. Semua kompetensi keahlian di SMKN 1 Kemang sudah menerapkan program SMK Pusat Keunggulan ini, tetapi dalam penelitian kali ini hanya akan fokus pada kompetensi keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan atau disingkat DPIB. 4 Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan, Volume 2 Issue 2, Bulan November 2022 Hal 1-14 Sesuai dengan observasi lapangan yang telah dilakukan, penerapan program SMK Pusat Keunggulan 8+i link and match di SMKN 1 Kemang masih belum terlihat. Hal ini juga diperkuat dengan hasil wawancara pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya dengan ketua kompetensi keahlian DPIB, yang mengatakan bahwa terdapat kendala dalam melaksanakan program SMK Pusat Keunggulan ini yaitu dalam hal ketersediaan jumlah sarana dan prasaran yang belum mendukung proses implementasi program SMK Pusat Keunggulan dengan baik dan juga jumlah guru produktif DPIB yang masih sangat kurang. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi SMK Negeri 1 Kemang dalam menerapkan konsep 8+i link and match melalui program SMK Pusat Keunggulan. Disisi lain terdapat standar minimum dari pemerintah yang harus tetap dipenuhi oleh SMKN 1 Kemang. Maka dari itu untuk mengetahui bagaimana SMK Negeri 1 Kemang menerapkan konsep 8+i link and match SMK Pusat Keunggulan pada kompetensi keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan perlu dilakukan penelitian di SMK Negeri 1 Kemang Bogor dengan judul “Implementasi Program SMK Pusat Keunggulan dilihat Dari 8+i Link and Match”. 2. Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus – September 2022 dengan metode pengambilan data yaitu wawancara bersama tenaga kependidikan yang terlibat dalam proses pelaksanaan program SMK Pusat Keunggulan melalui konsep 8+i link and match di SMK Negeri 1 Kemang pada kompetensi keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan DPIB, seperti wakil ketua bagian kurikulum, ketua kompetensi keahlian dan guru produktif keahlian DPIB. Selain itu dilakukan juga observasi dan studi dokumentasi dalam pengambilan data penelitian. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan metode dari Miles & Huberman 1940 dalam buku yang berjudul Analisis Data Kualitatif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Lalu untuk uji keabsahan data yaitu terdapat kredibilitas data yang dilakukan dengan triangulasi sumber, triangulasi metode dan triangulasi teori. Selain itu terdapat transferbilitas, dependabilitas dan konfrimabilitas yang juga digunakan untuk keabsahan data. 3. Hasil dan Pembahasan SMK Pusat Keunggulan Direktorat Jendral Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia membuat suatu program yang dinamakan SMK Pusat Keunggulan 5 Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan,Volume 2 Issue 2, Bulan November 2022 1-14 yang merupakan program perluasan dari program SMK Revitalisasi pada tahun 2019 dan program SMK Center of Excellent pada tahun 2020. Dasar kebijakan program SMK Pusat Keunggulan yaitu Kepmendikbud No. 165/M/2021. Program ini berfokus untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas lulusan SMK dengan memperkuat hubungan kemitraan dan menyelaraskan komponen pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. SMK Negeri 1 Kemang ditetapkan sebagai SMK Pusat Keunggulan pada tahun 2021 setelah sebelumnya juga ditetapkan sebagai Sekolah Center of Excellent CoE pada tahun 2020. Semua kompetensi keahlian yang terdapat di SMK Negeri 1 Kemang melakukan program SMK Pusat Keunggulan, termasuk kompetensi keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan. Konsep 8+i link and match yang terdapat dalam program SMK Pusat Keunggulan juga telah dilaksanakan melalui berbagai kegiatan di sekolah. Dalam program SMK Pusat Keunggulan juga terdapat stakeholder yang berasal dari perguruan tinggi dan pemerintah daerah untuk dapat mendampingi SMK Pusat Keunggulan. Program SMK Pusat Keunggulan merupakan sebuah rangkaian kegiatan yang meliputi sosialisasi program SMK Pusat Keunggulan, seleksi dan penetapan sebagai pelaksana program SMK Pusat Keunggulan, pelaksanaan kegiatan program SMK Pusat Keunggulan dan Evaluasi penyelenggaraan program SMK Pusat Keunggulan. Kurikulum disusun bersama Kurikulum yang digunakan SMK Negeri 1 Kemang sebagai salah satu SMK Pusat Keunggulan yaitu kurikulum merdeka yang diwujudkan dalam Kurikulum Operasional Sekolah KOS. Hal ini sudah diterapkan sesuai dengan standar minimal dari pemerintah. Kurikulum Operasional ini dirancang oleh masing-masing satuan pendidikan yang mengacu kepada kebutuhan di dunia kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat dari buku yang berjudul Telaah Kurikulum Chamisijatin & Permana, 2019 bahwa kurikulum harus selalu dikembangkan sesuai dengan tujuan yang sudah direncanakan untuk diterapkan pada proses pembelajaran. Menurut tulisan pada website tahun 2022, Kurikulum Operasional Sekolah diterapkan untuk meningkatkan pengetahuan siswa melalui program profil pancasila. Karena dalam kurikulum SMK Pusat Keunggulan, satuan pendidikan dituntut untuk mengintegrasikan profil pelajaran pancasila pada setiap proses pembelajaran dan kegiatan sekolah. Terdapat enam elemen profil pelajar pancasila yaitu beriman dan bertakwa kepada tuhan, ber kebinekaan global, bergotong royong, kreatif, mandiri dan bernalar kritis. Seperti dapat dilihat pada gambar 1. kurikulum SMK Pusat Keunggulan ini 6 Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan, Volume 2 Issue 2, Bulan November 2022 Hal 1-14 juga mengutamakan perkembangan soft skills, hard skills dan karakter kebekerjaan yang dimiliki oleh siswa, hal tersebut diwujudkan oleh kompetensi keahlian DPIB SMK Negeri 1 Kemang melalui pelaksanaan KOS dalam bentuk penerapan 8+i link and match dengan menciptakan kemitraan bersama dengan dunia kerja. Penerapan KOS ini juga menyebabkan proses pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih luas dan fleksibel, baik dari segi waktu atau dari gaya belajar siswa. Karena pada kurikulum SMK Pusat Keunggulan ini jam pelajaran diatur per semester dan tidak ada aturan baku dari pemerintah terkait seperti apa penerapan kurikulum, yang semestinya, sehingga hal ini juga dapat mengembangkan kreatifitas baik untuk guru ataupun siswa. Alur perangkat pembelajaran KOS pada program SMK Pusat Keunggulan pun memiliki perbedaan, diantaranya yaitu Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dilebur menjadi Capaian Pembelajaran CP, dimana nantinya Capaian Pembelajaran ini dianalisis menjadi Tujuan Pembelajaran untuk disusun menjadi Alur Tujuan Pembelajaran ATP. Lalu Alur Tujuan Pembelajaran ATP tersebut menjadi dasar untuk mengembangkan modul ajar, dimana modul ajar ini akan digunakan sebagai bahan ajar untuk kegiatan belajar mengajar. Pada gambar 2 merupakan contoh ATP yang dimiliki oleh kompetensi keahlian DPIB SMKN 1 Kemang. Gambar 1. Profil pelajar pancasila Gambar 2. Alur Tujuan Pembelajaran 7 Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan,Volume 2 Issue 2, Bulan November 2022 1-14 Pembelajaran berbasis projek Salah satu ciri Program SMK Pusat Keunggulan yaitu pembelajaran dituntut untuk dilaksanakan dalam bentuk projek yang sesuai dengan dunia kerja, hal ini bertujuan agar peserta didik tidak asing dan lebih mengetahui prospek kerja kompetensi keahlian masing-masing secara mendalam dan menyeluruh. Pembelajaran berbasis projek merupakan suatu tahapan wajib yang perlu dilakukan oleh SMK yang telah berstatus sebagai SMK Pusat Keunggulan, karena pembelajaran berbasis projek ini sangat sejalan dengan konsep 8+i link and match pada SMK Pusat Keunggulan, sehingga projek pembelajaran yang dijalankan lebih terarah dan jelas. Dalam melaksanakan pembelajaran berbasis projek juga harus melibatkan dunia kerja, sehingga pembelajaran berbasis projek ini dapat dilaksanakan dengan menyesuaikan kompetensi apa saja yang perlu ditingkatkan oleh peserta didik sesuai dengan apa yang dibutuhkan di dunia kerja. Keterlibatan dunia kerja dalam pembelajaran berbasis projek dapat dilakukan dengan membangun kemitraan dan komunikasi yang baik dengan dunia kerja sehingga akan mengurangi peluang munculnya mismatch. Pembelajaran projek yang telah dilaksanakan di DPIB SMKN 1 Kemang sudah dapat melatih kemandirian, kolaborasi dan eksperimen bagi siswa sesuai dengan pendapat Ramadhani, 2020 239, sehingga dengan adanya pembelajaran berbasis projek ini juga siswa menjadi lebih mengenal dan memahami kompetensi keahliannya dan dapat mengikuti pembelajaran secara lebih aktif dan responsif. Pembelajaran projek pada kompetensi keahlian DPIB SMKN 1 Kemang dilakukan pada setiap akhir elemen yang terdapat pada capaian pembelajaran. Hal ini tentunya sudah sesuai dengan standar minimum dari pemerintah. Dari adanya pembelajaran berbasis projek yang disesuaikan dengan dunia kerja akan membuka wawasan dan meningkatkan kreatifitas peserta didik terhadap prospek kerj dan peserta didik juga dapat memiliki kemungkinan besar untuk mengembangkan berbagai ide wirausaha sesuai dengan kompetensi keahliannya, sehingga hal ini dapat membantu peserta didik dalam memetakan tujuan setelah lulus dari SMK. Selain memberikan begitu banyak manfaat kepada peserta didik, pembelajaran berbasis projek ini juga membantu mengembangkan kemampuan guru. Karena dari proses pembelajaran berbasis projek ini juga guru tidak hanya menyampaikan materi saja kepada peserta didik tetapi akan lebih mendalami berbagai kompetensi baru untuk mendukung berjalannya pembelajaran berbasis projek dengan peserta didik. Maka dari 8 Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan, Volume 2 Issue 2, Bulan November 2022 Hal 1-14 itu, jika kompetensi yang dimiliki guru sudah maksimal, maka manfaat yang diterima peserta didik akan sesuai seperti yang diharapkan. Peran guru dari dunia kerja Peran guru atau dapat disebut pula guru tamu ini wajib didatangkan dari dunia kerja yang sejalan dengan prospek kerja masing-masing kompetensi keahlian. Dimana guru tamu ini bertugas menyampaikan materi kepada peserta didik yang berkaitan dengan dunia kerja, sehingga peserta didik akan mendapatkan gambaran secara luas dan nyata, terlebih jika orang yang menyampaikan materi langsung didatangkan dari dunia kerja. Guru produktif harus mampu memilih guru yang memiliki kualitas yang baik dalam menyampaikan materi untuk siswa, karena seorang guru juga harus memiliki standar serta kualitas yang harus dipenuhi dalam upaya mendukung jalannya proses pembelajaran. Yestiani & Zahwa 2020 mengatakan bahwa peran guru tidak hanya sebagai orang yang menyampaikan materi, tetapi juga sebagai sumber belajar dan fasilitator sehingga guru tamu juga harus memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola suatu pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan guru dari dunia kerja ini minimal mencapai 60 jam pelajaran/semester/kompetensi keahlian. Guru yang didatangkan dari dunia kerja ini juga merupakan salah satu bentuk kemitraan yang dilakukan dengan dunia kerja, sehingga sebelum melaksanakan proses pembelajaran yang diampu oleh ahli dari dunia kerja, maka perlu diadakan MoU antara SMK Pusat Keunggulan dengan dunia kerja. Pelaksanaan peran guru pada kompetensi keahlian DPIB SMKN 1 Kemang sudah dilakukan dengan sistem blok pada 2 hari penuh di akhir semester. Walaupun hal ini sudah dilaksanakan, tetapi pelaksanaan guru tamu ini belum memenuhi standar minimal pemerintah, sehingga pihak sekolah harus meningkatkan hubungan dengan dunia kerja dan menggalakan kerjasama agar proses untuk mengundang guru tamu dapat lebih mudahdilakukan. Program ini diberikan kepada siswa DPIB kelas XII dengan materi yang disesuaikan dengan materi persiapan Uji Kompetensi Keahlian UKK atas masukan dari guru kompetensi keahlian DPIB SMKN 1 Kemang yaitu terkait gambar arsitektur. Karena materi yang disampaikan terkait dengan UKK, sehingga siswa akan mendapatkan ilmu yang belum didapatkan dari proses pembelajaran di sekolah yang juga sesuai dengan apa yang diterapkan di dunia kerja, salah satunya yaitu siswa diperlihatkan bagaimana gambar asli yang digunakan pada proyek dan lain sebagainya. Pelaksanaan program peran guru dari dunia kerja ini dilaksanakan dengan memberikan materi melalui power point, setelah itu terdapat sesi tanya jawab, dan terdapat pembelajaran praktik gambar. Pembelajaran ini sangat diterima dengan baik oleh 9 Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan,Volume 2 Issue 2, Bulan November 2022 1-14 peserta didik, mereka menunjukkan sikap aktif ketika proses pembelajaran dilaksanakan, terlebih pada sesi tanya jawab. Praktik Kerja Lapangan PKL PKL merupakan suatu program yang wajib dilaksanakan oleh SMK sesuai dengan pendapat Hidayatulloh et al., 2021, bahwa PKL wajib diikuti oleh setiap peserta didik dalam ranah pendidikan kejuruan yang menuntut adanya latihan atau praktik kerja di setiap bidang keahlian dengan melibatkan dunia kerja dalam rangka meningkatkan kesiapan kerja. PKL yang dilaksanakan pada SMK Pusat Keunggulan berbeda dengan SMK biasa. Pada SMK Pusat Keunggulan, PKL dilaksanakan oleh siswa ketika berada di semester lima atau di kelas XII semester satu dengan jangka waktu satu semester atau enam bulan. Proses kerjasama yang dilakukan kompetensi keahlian DPIB terkait pelaksanaan PKL dengan industri yaitu melalui MoU. Tetapi memang ada beberapa industri yang tidak melaksanakan MoU, sehingga sebagai gantinya digunakan surat perjanjian. Walaupun ada beberapa perusahaan yang belum melaksanakan MoU, tetapi perusahaan tersebut sudah mengarah untuk bekerjasama dengan MoU di masa mendatang. Pelaksanaan PKL untuk kompetensi keahlian DPIB dilakukan siswa selama satu semester, hal ini sudah sesuai dengan standar minimal pemerintah. Siswa ditempatkan pada industri yang sesuai dengan kompetensi dan minat masing-masing. Hal ini dilakukan karena program PKL membawa nama sekolah, selain itu hal ini juga dilakukan dengan harapan siswa akan melaksanakan PKL sesuai dengan keinginan, minat dan kemampuannya, sehingga pelaksanaan PKL ini tidak mempersulit siswa, industri ataupun sekolah. Pelaksanaan PKL memberikan wadah kepada siswa untuk lebih mengenal dunia kerja secara nyata sesuai dengan pendapat Heru & Hadi, 2018 yang mengatakan bahwa dari kegiatan PKL ini, siswa akan memperoleh pengalaman nyata di dunia usaha dan industri. Hal ini juga ditunjukkan oleh siswa setelah selesai melaksanakan PKL, yaitu siswa DPIB SMKN 1 Kemang memiliki peningkatan pada kemampuannya dalam mengoperasikan software terkait dengan kompetensi keahlian DPIB, karena ketika melaksanakan PKL siswa diberikan fasilitas yang cukup jika dibandingkan dengan ketersediaan fasilitas di sekolah. Selain itu sikap siswa pun menujukan perubahan positif dengan berkembangnya kepercayaan diri yang dimiliki siswa, karena merasa sudah memiliki cukup pengalaman terkait dunia kerja yang linear dengan kompetensi keahliannya. 10 Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan, Volume 2 Issue 2, Bulan November 2022 Hal 1-14 Sertifikasi Kompetensi Sertifikasi kompetensi ini dilaksanakan oleh siswa kelas XII yang biasa disebut dengan Uji Kompetensi Keahlian atau dapat disingkat UKK. Sertifikasi kompetensi ini dilakukan sebagai langkah awal mempersiapkan lulusan untuk memasuki dunia kerja, sebagaimana dalam Prawiyogi & Toyibah, 2020 sertifikasi kompetensi diberikan untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja, tetapi pelaksanaan sertifikasi harus disesuaikan dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja. Kompetensi keahlian DPIB sudah melaksanaan sertifikasi kompetensi sesuai dengan standar minimal pemerintah. Seritikasi bagi siswa ini diselenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi atau dapat disingkat LSP. Syarat yang harus dipenuhi oleh siswa DPIB SMKN 1 Kemang sebelum didaftarkan kepala lembaga sertifikasi profesi untuk mengikuti ujian kompetensi keahlian yaitu siswa harus sudah dinyatakan lulus ujian Praktik Kerja Lapangan PKL yang dibuktikan dengan sertifikat PKL siswa dan menyerahkan nilai rapor semester 1 – semester 5. Pelaksanaan sertifikasi siswa DPIB SMKN 1 Kemang dilaksanakan oleh LSP tingkat satu yaitu suatu lembaga pendiddikan. Tetapi SMK Negeri 1 Kemang belum mejadi LSP sehingga belum dapat melaksanakan sertifikasi dari sekolah, sehingga harapan kedepannya SMKN 1 Kemang dapat menjadi LSP sehingga pelaksanaan UKK bagi siswa kelas XII akan lebih mudah untuk dilaksanakan. Update Teknologi dan Pelatihan bagi Guru/Instruktur Pelatihan ini dikhususkan untuk guru agar memiliki persiapan dan kualitas yang baik ketika menyampaikan materi kepada peserta didik. Sehingga dengan skill yang dimiliki oleh guru diharapkan juga akan meningkatkan kualitas yang dimiliki oleh peserta didik. Karena menurut Prawiyogi & Toyibah, 2020 pelatihan guru dilakukan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Pelatihan guru dilakukan melalui akun SIM PKB yang dimiliki oleh Setiap guru produktif pada kompetensi keahlian DPIB di SMK Negeri 1 Kemang yang sudah terkoneksi dengan dapodik. Karena salah satu syarat untuk melaksanakan pelatihan yaitu guru harus sudah memiliki gelar sarjana S1 yang sesuai dengan kompetensi keahliannya dan bukan termasuk guru honorer, sehingga dari akun tersebut guru akan mendapatkan informasi terkait pelatihan ini. Informasi terkait pelatihan untuk guru akan disampaikan oleh pemerintah melalui akun SIM PKB, tetapi tidak semua guru akan mendapatkan kesempatan yang sama karena terdapat seleksi terlebih dahulu agar jumlah guru yang akan mengikuti pelatihan tidak melebihi batas kuota yang telah disediakan. Bagi guru yang terpilih untuk 11 Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan,Volume 2 Issue 2, Bulan November 2022 1-14 melaksanakan pelatihan akan diberikan pelatihan terlebih dahulu selama satu bulan lalu guru juga akan melaksanakan magang guru di industri dan akan ada uji sertifikasi untuk guru pada akhir pelatihan. Beberapa pelatihan sudah diikuti oleh guru produktif DPIB dan sangat didukung oleh SMK Negeri 1 Kemang, karena hal ini sangat sejalan dengan penerapan program SMK Negeri 1 Kemang dari konsep 8+i link and match dan pelatihan ini akan menunjang kemampuan yang dimiliki oleh guru sehingga dapat diterapkan pada proses pembelajaran. Tetapi pelatihan ini belum dapat dilaksanakan secara kontinu sebagaimana standar dari pemerintah karena terdapat kendala yaitu jarak yang harus ditempuh ke tempat pelatihan dan juga jam pelajaran yang diampu oleh masing-masing guru, karena di SMK Negeri 1 Kemang masih memiliki jumlah guru yang terbatas sehingga ketika satu orang guru ditugaskan untuk melaksanakan pelatihan, maka hal tersebut akan berdampak pada proses pembelajaran dan sulit untuk mendapatkan guru pengganti sementara. Oleh karena itu, hal tersebut masih menjadi pertimbangan guru produktif DPIB SMK Negeri 1 Kemang ketika memutuskan untuk mengikuti pelatihan secara kontinu. Riset Terapan Teaching Factory Teaching Factory merupakan program perpaduan antara pembelajaran CBT Competency Based Training dengan PBT Production Based Training, dimana perancangan dan pelaksanaan prosedur dan standar keahlian atau keterampilan dilakukan agar produk atau jasa yang dihasilkan dapat menyesuaikan dengan standar kerja lulusan dan dapat memenuhi tuntutan dunia kerja Firdaus et al., 2021. Konsep teaching factory ini mengharuskan pendidikan kejuruan melaksanakan pembelajaran dengan memfasilitasi media pembelajaran yang mencakup pabrik kerja sehingga peserta didik akan mendapatkan pengalaman praktik yang nyata. Konsep pembelajaran teaching factory ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk masalah kesenjangan yang selama ini terjadi antara kebutuhan standar kompetensi yang menjadi tuntutan dunia kerja dengan kompetensi yang dimiliki oleh lulusan pendidikan kejuruan, karena pembelajaran teaching factory ini mengacu pada prosedur yang berlaku di dunia industri, sehingga dengan konsep pembelajaran tersebut, karakter dan budaya kerja yang dimiliki oleh peserta didik dapat dibangun dan dikembangkan dalam buku Teaching Factory Widiatna, 2019. Dengan menerapkan konsep pembelajaran menggunakan konsep teaching factory ini peserta didik dapat menunjukkan bagaimana menyelesaikan masalah, membangun konsep, membuat proposal bisnis dan belajar menyampaikan solusi yang dimiliki, dimana 12 Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan, Volume 2 Issue 2, Bulan November 2022 Hal 1-14 hal-hal tersebut merupakan kemampuan yang penting untuk dikembangkan dan dikuasai oleh masing-masing peserta didik Nurtanto et al., 2017. Dengan ini, implementasi konsep teaching factory dalam proses pembelajaran dapat menghadirkan suasana yang terjadi di lingkungan industri ke dalam lingkungan sekolah, sehingga kegiatan produksi yang biasa terjadi di lingkungan industri dapat dilakukan juga oleh peserta didik. Dengan demikian, suasana pembelajaran dapat dibentuk berdasarkan kenyataan di dunia kerja Gozali et al., 2018. Untuk pelaksanaan pembelajaran berbasis teaching factory pada kompetensi keahlian DPIB SMK Negeri 1 Kemang belum berjalan, karena baru sampai tahap berkolaborasi saja untuk menciptaka unit produksi. Hal ini disebabkan ketersediaan sarana dan prasaran di SMK Negeri 1 Kemang yang belum maksimal, sehingga pelaksanaan teaching factory untuk kompetensi keahlian DPIB SMK Negeri 1 Kemang belum berjalan. Komitmen Serapan Dalam upaya untuk meningkatkan lulusan SMK yang terserap di dunia kerja, maka kualitas Sumber Daya Manusia SDM perlu ditingkatkan. Lulusan SMK diharapkan untuk mengembangkan kemampuan dan kompetensi keahliannya, sehingga lulusan SMK dapat bersaing secara profesional Azizah, 2019. Jumlah Sumber Daya Manusia SDM yang berkembang pesat menyebabkan daya saing di dunia kerja semakin ketat, terlebih kualifikasi nya merupakan orang yang memiliki kompetensi dan produktivitas yang tinggi. Maka dari itu, satu-satunya upaya yaitu melalui pendidikan untuk menyediakan calon tenaga kerja yang berkompeten di pasar tenaga kerja, terutama pendidikan kejuruan seperti SMK. Dalam membentuk lulusan yang dapat bersaing secara profesional di pasar kerja harus mengacu pada kalangan industri sehingga lulusan akan terserap dengan baik. Jika daya serap lulusan di dunia kerja memiliki jumlah yang banyak, maka dapat dikatakan sebagai keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan. Hal ini juga dapat diraih jika dunia kerja bersedia untuk bekerjasama dengan pendidikan kejuruan untuk melakukan komitmen dalam menyerap lulusan SMK untuk dunia kerja. Komitmen dari industri untuk menyerap lulusan dilaksanakan secara berkelanjutan untuk siswa yang sudah mendapatkan sertifikasi kelulusan uji kompetensi keahlian. Komitmen serapan ini juga dilaksanakan berdasarkan MoU yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Sebelum mendapatkan komitmen serapan ini, siswa diarahkan oleh guru bimbingan konseling untuk menentukan minat profesi lalu akan mengikuti psiko tes dan wawancara. Komitmen serapan sudah didapatkan oleh kompetensi keahlian DPIB SMKN 1 Kemang, tetapi masih perlu ditingkatkan jumlahnya. 13 Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan,Volume 2 Issue 2, Bulan November 2022 1-14 Kerjasama dengan Dunia Kerja Kerjasama ini berupa beasiswa atau ikatan dinas yang diberikan oleh dunia kerja untuk peserta didik di SMK Pusat Keunggulan dan juga bantuan berupa pemenuhan fasilitas seperti peralatan laboratorium atau bengkel kerja. Hal ini sangat berguna untuk menjalin hubungan yang lebih erat antara dunia kerja dan dunia pendidikan kejuruan. Dengan terwujudnya kerjasama ini juga, maka pendidikan kejuruan dapat memberikan dan menyesuaikan kualitas peserta didik nya dengan kebutuhan dunia kerja. Selain itu, melalui hubungan kerjasama yang terjalin dengan dunia kerja dapat menghasilkan lulusan SMK yang mampu meningkatkan kualitas kompetensi yang dimiliki Suhardi, 2014. Tetapi untuk kerjasama belum terpenuhi untuk kompetensi keahlian DPIB SMK Negeri 1 kemang, sehingga proses mencari industri yang bersedia untuk melaksanakan kerjasama harus diperluas. 4. Simpulan SMK Negeri 1 Kemang sudah menjadi SMK Pusat Keunggulan pada tahun 2021 setelah sebelumnya juga dipercaya untuk menjadi SMK Center of Excellent pada tahun 2020. Dalam menerapkan program SMK Pusat Keunggulan, SMK Negeri 1 Kemang menggunakan konsep 8+i link and match untuk memaksimalkan kemitraan dengan dunia kerja. Semua kompetensi keahlian di SMK Negeri 1 Kemang sudah menerapkan program SMK Pusat Keunggulan, termasuk kompetensi keahlian Desan Pemodelan dan Informasi Bangunan. Pelaksanaan program SMK Pusat Keunggulan melalui poin-poin yang terdapat dalam konsep 8+i link and match secara garis besar sudah dilaksanakan oleh kompetensi keahlian DPIB, tetapi memang masih terdapat beberapa poin yang belum sesuai dengan standar minimum yang telah ditentukkan pemerintah. Hal ini dikarenakan kompetensi keahlain DPIB SMK Negeri 1 Kemang memiliki keterbatasan dalam pengadaan sarana dan prasarana. Poin-poin 8+i link and match yang masih perlu dikembangkan oleh kompetensi keahlian DPIB yaitu peningkatan jumlah guru dari dunia kerja, teaching factory, komitmen serapan dan Kerjasama dengan dunia kerja, karena poin tersebut belum sesuai dengan standar minimal yang sudah ditetapkan pemerintah. Sehingga dari permasalahan ini SMKN 1 Kemang harus bersama-sama saling bersinergi dalam mencari dan meningkatkan proses kemitraan dengan dunia kerja. Daftar Pustaka Azizah, D. L. A. 2019. Pengaruh peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui 14 Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan, Volume 2 Issue 2, Bulan November 2022 Hal 1-14 pendidikan kejuruan- vokasi dalam mengatasi masalah pengangguran di Indonesia pada era revolusi. Seminar Nasional Pendidikan Teknik Otomotif, 21, 98–102. Firdaus, S., Mulyawan, F. D., Fajriana, M., Teaching, P., & Terhadap, F. 2021. Pengaruh teaching factory terhadap kreatifitas, kompetensi, serta inovasi siswa sekolah menengah kejuruan. Universitas Pendidikan Indonesia, 95–103. Gozali, G., Dardiri, A., & Soekopitojo, S. 2018. Penerapan teaching factory jasa boga untuk meningkatkan kompetensi entrepreneur siswa sekolah menengah kejuruan. JSHP Jurnal Sosial Humaniora Dan Pendidikan, 21, 46. Hanafi, I. 2012. Re-orientasi keterampilan kerja lulusan pendidikan kejuruan. Jurnal Pendidikan Vokasi, 21, 107–116. Heru, N., & Hadi, S. 2018. Growth of entrepreneurship influenced by experience of field work practices. Jurnal Taman Vokasi, 61, 54–61. Hidayatulloh, M. K. Y., Aftoni, & Hilmi, M. A. 2021. Pengaruh locus of control dan pengalaman praktik kerja lapangan terhadap kesiapan kerja siswa SMK YPM 8 sidoarjo. JoEMS Journal of Education and Management Studies, 46, 21-28. Made Indra, & Novika, F. 2022. Implementasi visi misi dan evaluasi kegiatan yang efektif efisien mencapai smk pusat keunggulan SMK PK . Indonesian Journal of Engagement, Community Services, Empowerment and Development, 21, 149–156. Munthe, F., & Mataputun, Y. 2021. Analisis kerjasama sekolah dengan dunia usaha dan dunia industri dalam meningkatkan mutu lulusan sekolah menengah kejuruan. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia, 72, 312-319. Muspawi, M., & Lestari, A. 2020. Membangun kesiapan kerja calon tenaga kerja. Jurnal Literasiologi, 41, 111–117. Nurcahyono, N. A. 2021. Realisasi bisnis digital siswa guna mewujudkan profil pelajar pancasila sebagai SMK Pusat Keunggulan. Jurnal Ilmiah Kampus Mengajar, 1, 86–93. Nurtanto, M., Ramdani, S. D., & Nurhaji, S. 2017. Pengembangan model teaching factory di sekolah kejuruan. Prosiding seminar nasional pendidikan, 467–483. Prawiyogi, A. G., & Toyibah, R. A. 2020. Strategi peningkatan kompetensi mahasiswa melalui model sertifikasi kompetensi. ADI Bisnis Digital Interdisiplin Jurnal, 11, 78–86. Rojaki, M., Fitria, H., Martha, A., Sama, K., Usaha, D., & Industri, D. 2021. Manajemen kerja sama sekolah menengah kejuruan dengan dunia usaha dan dunia industri. Jurnal Pendidikan Tambusai, 53, 6337–6349. Roseno, I., & Wibowo, U. B. 2019. Efisiensi eksternal pendidikan kejuruan di kota yogyakarta. Jurnal akuntabilitas manajemen pendidikan, 71, 15–24. Suhardi, M. 2014. Strategi kerja sama sekolah dengan dunia usaha dan dunia industri du/di di SMK Negeri 3 Mataram. Jurnal Pendidikan Vokasi, 111, 22–28. Wibowo, H. S., Toyib, R., Darnita, Y., Witriyono, H., Imanullah, M., & Darmi, Y. 2022. Diklat riset terapan bagi guru sekolah menengah kejuruan pusat keunggulan 2022. Journal Of Empowerment, 31, 31–45. Yestiani, D. K., & Zahwa, N. 2020. Peran guru dalam pembelajaran pada siswa sekolah dasar. Fondatia, 41, 41–47. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this FirdausFadhel Deas MulyawanMonica FajrianaArtikel ini membahas penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh teaching factory terhadap kreativitas, kompetensi, serta inovasi siswa Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Pengaruh penerapan teaching factory dengan kehadiran Technopark di sekolah menengah kejuruan yaitu mendorong siswa untuk berkreativitas, mengembangkan kompetensi, menghasilkan produk inovasi baru. Technopark merupakan kawasan industri yang dimana kelanjutan dari Teaching factory. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan pembelajaran yang berorientasi pada produksi yang berada pada level yang sama dengan industri. Pembelajaran ini dapat menciptakan lingkungan untuk siswa meraih pengalaman membuat produk, meningkatkan keterampilan, sehingga dapat menyeimbangkan kemampuan dan pengetahuan mereka. Populasi penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 11 Bandung yang mengikuti program Teaching Factory. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan dan metode kuantitatif dengan instrumen pengambilan data menggunakan kuesioner melalui Google Form. Kuesioner penelitian ini merupakan jenis kuesioner tertutup, dimana peneliti memberi kesempatan kepada responden untuk memberi pendapat atas pilihannya. Dari hasil penelitian terdapat 23 responden menyatakan program teaching factory dapat berpengaruh terhadap kreativitas, kompetensi, serta inovasi siswa SMK, sedangkan merasa kurang berpengaruh terhadap kreativitas, kompetensi, serta inovasi siswa SMK. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa teaching factory dapat menjadi suatu program yang mendukung pembelajaran siswa khususnya bagi siswa SMK. Karena dengan adanya program ini siswa dapat berkreativitas, berinovasi dan melatih kemampuannya secara langsung dalam mempersiapkan diri terjun ke dunia kerja. Oleh karena itu, diharapkan pemerintah dan pihak sekolah lebih gencar lagi dalam pengadaan program ini di Sekolah Menengah Kejuruan agar masalah pendidikan kejuruan dapat Kunci Siswa; Sekolah Menengah Kejuruan; Teaching Factory AbstractThis article discusses research that aims to determine the influence of teaching factory on creativity, competence, and innovation of vocational high school students. The influence of teaching factory with the presence of techno park in vocational high school is to encourage students to be creative, develop competencies, and to produce new innovative products. Technopark is an industrial area that is a continuation of teaching factory. The aim is to improve the quality of the education with production-oriented learning that is on the same level as industry. This learning can create an environment for students to gain experience in making products and improve skill so they can balance their abilities and knowledge. The population of this study was students of SMKN 11 Bandung who participated in the teaching factory program. This research uses the literature study method and quantitative method with data collection instruments using questionnaires through google forms. This research questionnaire is a type of closed questionnaire, where the researcher allows the respondent to give an opinion on their choice. Results of the study from 23 respondents 84,4% stated that the teaching factory affects the creativity, competence, and innovation of vocational students, while 15,6% stated that it had less effect on creativity, competence, and innovation of vocational students. From the result of this study, it can be concluded that teaching factory can be a program that supports student learning, especially for vocational school students. Because with this program students can be more creative, innovative, and practice their abilities directly in preparing themselves to enter the workplace. Therefore, it’s hoped that the government and schools will be more aggressive in adding this program in vocational high school so that the problem in vocational high school can be resolved with this program students can be creative, innovate and practice their abilities directly in preparing themselves to enter the world of work. Therefore, it is hoped that the government and schools will be more aggressive in procuring this program in Vocational High Schools so that the problem of vocational education can be Made Indra P Fanny NovikaThe Central Vocational School of Excellence SMK PK is one of the priority programs of the Directorate General of Vocational Education Ditjen Vocational Education of the Ministry of Education and Culture in 2021. This program is an effort to develop Vocational High Schools with certain expertise programs in order to improve quality and performance, as well as become a reference for other schools . The Center for Excellence Vocational School program carries the spirit of Independent Learning which focuses on strengthening human resources and bringing the world of education closer to the professional world. Formulation of strategic plans, implementation of vision and mission and evaluation of activities that are effective and efficient in achieving the Center of Excellence Vocational High School PK is one of the activities to achieve and meet the targets of a SMK became SMK PK. This community service activity is carried out in the form of vocational assistance by STMA Trisakti to Wahidin Cirebon Vocational School. This mentoring activity will be held on Thursday, August 19, 2021, until October 11, 2021, online and offline. Overall SMK Wahidin Cirebon has completed the preparation of the strategic plan, the implementation of the vision and mission and the evaluation of activities have been well structured and directedFeronika MuntheYulius MataputunThis study aims to analyze the school's collaboration with industry and business community DU/DI in improving the quality of Vocational High School SMK graduates. This study applies a qualitative descriptive approach of case study design at SMK Negeri 3 Jayapura. The researcher as the key instrument of the research conducted an in-depth interview with principals, teachers/public relations, students, school committees, supervisors as well as industry and business community DU/DI. Participatory observation and document analysis were also utilized in order to support the data gathering process. The techniques for validating the data were gathered by extending the time of observation, peer discussion and triangulation. The data was analyzed qualitatively by means of data reduction, data display, and drawing conclusions/verification. The results of this study indicate that the school's collaboration with industry and business community DU/DI in improving the quality of SMK Negeri 3 Jayapura is favorable but still needs some improvement. It still requires some adjustments in term of alignment of the data-based industry-based curriculum which involves industry and business community DU/DI from its early establishment, the presence of industrial teachers which has not yet touched the substance of industrial practice and the absorption of graduates is still limited to MoUs bound by contracts and high-achieving Dardiri Soenar SoekopitojoBalikpapanThe purpose of this study was to determine the improvement of entrepreneurial competence of students before and after the use of Teaching Factory learning model. The object of this research is the students of SMK Negeri 2 Boyolangu Culinary Skill Program, X JB 3 students with 34 students as control class and X JB 6 with 35 students as experiment class. This research was conducted by using quasi experiment method with non equivalent control group design design. The instruments used are pre test, post test, questionnaire, and observation sheet used to measure the achievement of entrepreneur competence. Student entrepreneur competence has improved after getting Teaching Factory teaching treatment. Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kompetensi entrepreneur siswa sebelum dan sesudah penggunaan model pembelajaran Teaching Factory. Objek dari penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 2 Boyolangu Program Keahlian Jasa Boga, siswa kelas X JB 3 dengan jumlah 34 siswa sebagai kelas kontrol dan X JB 6 dengan jumlah 35 siswa sebagai kelas eksperimen. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Quasi Experiment dengan desain non Equivalent Control Group Design. Instrumen yang digunakan adalah pre test, post test, angket, dan lembar observasi digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi entrepreneur. Kompetensi entrepreneur siswa mengalami peningkatan setelah mendapatkan perlakuan pembelajaran Teaching Factory. Kata kunci teaching factory, entrepreneur, jasa boga 1. Pendahuluan Sub Judul Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kompetensi entrepreuner siswa sebelum dan sesudah penggunaan model pembelajaran teaching factory. Lulusan SMK perlu untuk dibekali dengan kemampuan berwirausaha karena tidak semua lulusan SMK dapat terserap oleh industri. Peningkatan jumlah lulusan yang dihasilkan dengan ketersediaan lapangan kerja masih belum berimbang. Teaching factory adalah suatu konsep pembelajaran dalam suasana sesungguhnya, sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri dan pengetahuan sekolah. Teknologi pembelajaran yang inovatif dan praktek produktif merupakan konsep metode pendidikan yang berorientasi pada manajemen pengelolaanDea Kiki YestianiNabila ZahwaLack of understanding of children's learning can be caused by several factors. One of them is the lack of teacher's role in the learning process at school can cause children's understanding to decrease, especially in elementary school children. The role of teachers in primary schools is still very much needed because elementary school children still lack the comprehension of what they see and hear. With this phenomenon, research is conducted to find out how the role of teachers in learning in schools among elementary school Roseno Udik Budi WibowoPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan efisiensi eksternal pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan SMK di Kota Yogyakarta dengan sudut pandang nilai guna kemampuan lulusan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis fenomenologi. Sumber data adalah dokumentasi dan informan dari alumni SMK di Kota Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menemukan keterserapan lulusan SMK di Kota Yogyakarta belum tercapai dengan maksimal. SMK belum mampu memberikan manfaat seperti yang diharapkan kepada seluruh lulusan. Oleh karena itu efisiensi eksternal pendidikan kejuruan di Kota Yogyakarta disimpulkan tidak efisien. Kesesuaian pengajaran di sekolah dengan perkembangan dunia kerja/industri belum sepenuhnya baik. Di sisi lain, terdapat beberapa manfaat dari pendidikan SMK bagi siswa antara lain Mendapat pengalaman kerja melalui program Magang, PKL, atau prakerin; Mendapat peluang kerja di dunia usaha dan industri; Berwirausaha dengan keterampilan yang didapat; Pendidikan menengah kejuruan bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Sedangkan dari survai kepuasan diketahui alumni merasa puas terhadap lembaga sekolahnya. Namun terdapat beberapa informan yang merasa kurang puas antara lain kesesuaian kurikulum dengan dunia industri, keberadaan pembelajaran soft skill di lembaga pendidikan, bimbingan guru selama prakerin, jumlah kelengkapan sarana dan prasarana praktik, dan kesesuaian sarana prasarana praktik dengan dunia kunci efisiensi eksternal, pendidikan kejuruan THE EXTERNAL EFFICIENCY OF VOCATIONAL EDUCATION IN YOGYAKARTAAbstractThis research aims to describe of external efficiency of vocational education SMK in Yogyakarta with point of view of the values of graduates’ ability. This research used the qualitative approach of phenomenology. The data sources were the documentation and the informants of graduates of Vocational High School in Yogyakarta. The data collection was done through document analysis and interview. The data analysis technique included of collecting data, data reduction, data display, and conclusion. The research finding reveals that the absorption of vocational high schools graduates in Yogyakarta have not been reached maximally. Vocational high schools cannot enable to give the benefits as expected for the graduates. So, the external efficiency of vocational education in Yogyakarta can be concluded that is inefficient. The instructional conformity of the school that related to the development of working field/industry is not good enough. In other hand, there are some benefits of Vocational education for students such as getting experience in the work field through the internship program, PKL, or prakerin; getting job opportunity in the business world and industry; entrepreneurship with the skill that got; Vocational High School Education can continue to the advanced study. Meanwhile, based on the survey of satisfaction is known that the graduates feel satisfied toward their school education. However, there are some informan that are not satisfied with the conformity of curriculum related to the industry field, the existence of learning soft skill in the school education, the teacher’s guide during prakerin, the number of completeness of practicum tools, and the conformity of practicum tools with the industry external efficiency, vocational educationIvan HanafiPendidikan kejuruan diyakini memiliki konstribusi yang besar bagi perkembangan masyarakat dan peningkatan ekonomi suatu negara. Daya saing negara bergantung banyak pada tenaga kerja yang memilik pengetahuan dan keterampilan, karena mereka akan meningkatkan efisiensi dan nilai tambah produksi. Pendidikan dan latihan kejuruan pada hakekat adalah sebagai tempat untuk menyiapkan tenaga kerja berpengetahuan, berketerampilan, dan berkepribadian bagi memenuhi harapan dunia kerja dan industri. Tetapi kondisi riil menunjukkan banyak lulusan pendidikan kejuruan yang tidak memperoleh kerja, bahkan mereka yang telah bekerjapun menghadapi masalah keterampilan. Bekal pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki tidak cukup untuk dapat sustain dalam lingkungan kerja. Hal itu salah satunya disebabkan karena tenaga kerja tidak memiliki employability skills yang cukup seperti permintaan dunia kerja. Untuk itu, lembaga pendidikan kejuruan diharapkan mengantisipasi dengan tepat perkembangan yang terjadi di dunia kerja melalui berbagai pendekatan pembelajaran agar lebih fleksibel untuk merespon permintaan dunia kerja yang berubah dengan cepat. RE-ORIENTATION OF SKILLS OF VOCATIONAL EDUCATION GRADUATESAbstractSkills Re-orientation for Vocational School Graduates. It is believed that vocational education makes particular contribution on Indonesian concerning economics development. A competitiveness of the nation depends on quality of human resource in term of knowledge, skills, attitude. Vocational education and training basically is provided for preparing youth to have knowledge, skills, and characteristics to meet the requirements of work place. However, in fact Vocational High School leavers are unemployed, and the employed even face skills problems. Their knowledges, skills, and attitudes are under standard of work place requirements and incapable of sustaining hie/her current position in the work place. One of the reasons is because they don’t have enough employability skills to fulfil work place requirements. Therefore, vocational training institutions are required to anticipate firmly to developing the work place by employing learning strategies in order to have flexibilty due to a rapid changing of work place MuspawiAyu LestariKesuksesan suatu lembaga, organisasi, atau perusahaan ditopang oleh kesuksesan para tenaga kerja dalam bekerja, dan kesuksesan tenaga kerja dalam bekerja merupakan hasil dari kesiapan kerja yang telah dimiliki oleh para tenaga kerja tersebut. Kesiapan kerja merupakan kondisi kematangan fisik, kematangan mental serta pengalaman belajar seseorang yang serasi untuk melakukan suatu pekerjaan yang telah dipilihnya. Ciri-ciri seseorang yang memiliki kesiapan kerja adalah 1 Mengetahui dan memahami apa yang akan dilakukan dalam pekerjaannya sesuai jabatan yang diembannya; 2. Berpengetahuan mengenai prasyarat kerja berdasarkan dimensi, pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan yang saling terkait; 3. Berpengetahuan bagaimana harus berperilaku sebagai tenaga yang kompeten; 4. Mempunyai persfektif positif, minat dan motivasi terhadap setiap aturan yang diberlakukan dalam lingkungan pekerjaannya; 5. Bersikap positif dan menerima resiko sebagai akibat pekerjaan dan lingkungannya; 6. Memahami dan dapat mengatasi masalah akibat pekerjaan. Anggy Giri PrawiyogiRestu Ajeng ToyibahBerdasarkan perkembangan bonus demografi, Indonesia memiliki potensi jumlah penduduk dengan populasi umur produktif sebanyak 185,34 juta jiwa. Khususnya para mahasiswa/i yang ada di perguruan tinggi. Hal ini menjadi sebuah peluang yang ditangkap dalam penelitian ini, dengan tujuan untuk membuat strategi peningkatan kompetensi mahasiswa melalui model sertifikasi kompetensi demi membentuk lulusan sarjana yang berkualitas. Kompetensi ini dinyatakan dengan kepemilikan sertifikat kompetensi dari suatu lembaga yang diakui/terakreditasi. Dengan demikian mahasiswa Pendidikan tinggi dapat mengikuti uji kompetensi. Sehingga, mahasiswa ketika lulus ujian sarjana akan mendapatkan ijazah dari pendidikan tinggi dan juga Sertifikat Kompetensi. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa perguruan tinggi Pengaraian berada pada posisi Growth pengembangan yang memiliki peluang dan kekuatan. Untuk mencapai posisi tersebut maka perlu memperhatikan langkah-langkah strategi apa yang akan digunakan, bagaimana evaluasi strategi tersebut sebelum mengambil suatu of entrepreneurship influenced by experience of field work practicesN HeruS HadiHeru, N., & Hadi, S. 2018. Growth of entrepreneurship influenced by experience of field work practices. Jurnal Taman Vokasi, 61, 54-61.

Bacajuga: Nadiem Lantik Staf Khususnya Jadi Dirjen Guru Konsep Link and Match ini, kata Wikan, sebenarnya sudah cukup lama dicetuskan dan diupayakan terwujud di Indonesia. Tidak sedikit SMK dan kampus vokasi yang sudah melakukannya, atau mungkin mulai melakukannya dengan pihak industri atau user lulusan. "Namun, Link and Match tersebut jangan hanya selesai pada tahapan MoU, atau cukup hanya

Jakarta ANTARA - Program “Link and Match” antara kebutuhan industri dengan para siswa di Sekolah Menengah Kejuruan SMK yang menjadi bagian dari pendidikan vokasi di Indonesia ternyata berpotensi besar menghasilkan talenta digital unggul sesuai semangat transformasi digital. Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dirjen Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto yang mendukung “Link and Match” dapat dilakukan secara merata di SMK se-Indonesia. “Link and Match bertujuan untuk menciptakan keselarasan mendalam, menyeluruh dan berkelanjutan dalam semua aspek penyelenggaraan pendidikan vokasi, yakni antara SMK dengan dunia kerja,” ujar Wikan dalam keterangan tertulisnya, Kamis. Baca juga Pemerintah fasilitasi inovasi dan latih talenta digital Dengan sistem itu, siswa di SMK dinilai bisa mengasah tiga kemampuan dasar yang penting untuk bertahan di industri yang canggih, serba digital, dan memaksimalkan penggunaan teknologi. Ada pun tiga aspek itu meliputi soft skills, hard skills, serta karakter yang sesuai kebutuhan industri. Pembelajaran pun berbasis proyek riil serta praktik kerja lapangan sehingga siswa SMK bisa menjawab kebutuhan dari para pelaku industri. Oleh karena itu, ia mendukung penuh industri-industri bisa berperan aktif mengikuti link and match dengan SMK sehingga pengkaderan serta persiapan generasi muda menjadi talenta digital Indonesia bisa optimal. Baca juga Kominfo Talenta penting untuk era trasformasi digital Selain menghadirkan “Link and Match”, Kemendikbudristek juga terus berupaya merevitalisasi SMK sejak 2019 agar talenta digital Indonesia dari generasi muda yang telah dididik bisa memenuhi kebutuhan industri Adapun beberapa regulasi yang mendukung kemajuan SMK menjawab kebutuhan industri di antaranya seperti Teaching Factory serta Super Tax Deduction. Sebelumnya, sejak awal 2021 Indonesia mencanangkan percepatan transformasi digital bersamaan dengan pemulihan pandemi COVID-19. Berbagai gerakan untuk meningkatkan literasi kemampuan digital masyarakat Indonesia pun dilakukan mulai dari program bagi masyarakat umum hingga para pelajar yang terdidik. Selain memberikan pengetahuan soft skills, Pemerintah juga terus gencar memperbanyak infrastruktur jaringan untuk layanan digital agar layanan ruang digital bisa semakin merata dirasakan seluruh masyarakat Indonesia. Baca juga Kemendikbud target 400 prodi vokasi "link and match" dengan industri Baca juga Talenta dan infrastruktur percepat transformasi digitalPewarta Livia KristiantiEditor Suryanto COPYRIGHT © ANTARA 2021

6PlBC42.
  • 4by6dohxb0.pages.dev/294
  • 4by6dohxb0.pages.dev/318
  • 4by6dohxb0.pages.dev/103
  • 4by6dohxb0.pages.dev/366
  • 4by6dohxb0.pages.dev/247
  • 4by6dohxb0.pages.dev/365
  • 4by6dohxb0.pages.dev/192
  • 4by6dohxb0.pages.dev/79
  • link and match smk dengan dunia kerja